Tak lagi bekerja

Selama tiga tahun terakhir, saya mengambil keputusan besar dalam hidup. Saya memilih berhenti bekerja dan tidak lagi menerima gaji bulanan seperti biasanya. Banyak orang mungkin menganggap keputusan ini berisiko, namun bagi saya, inilah jalan untuk menemukan kebebasan dan membangun sesuatu yang benar-benar saya cintai. Saya meninggalkan kenyamanan pekerjaan tetap, lalu memulai perjalanan baru sebagai seorang wirausaha.

Bidang yang saya tekuni adalah pemetaan desa, pembuatan website, dan virtual tour. Tiga hal ini bukan sekadar pekerjaan, melainkan bagian dari passion saya terhadap dunia digital dan teknologi. Dengan pemetaan desa, saya merasa bisa membantu masyarakat dalam memahami potensi wilayahnya. Sementara itu, pembuatan website dan virtual tour menjadi sarana untuk memperkenalkan desa dan usaha lokal ke dunia luar, sehingga lebih banyak orang bisa mengenalnya.

Namun, perjalanan ini tentu tidak selalu mulus. Ada suka dan duka yang saya jalani. Banyak orang melihat saya seolah-olah menganggur, karena memang tidak ada kantor tempat saya berangkat setiap pagi. Aktivitas saya sering dianggap hanya berkeliling dan jalan-jalan tanpa tujuan. Padahal, di balik itu semua, ada kerja keras yang saya jalani melalui layar laptop, survei lapangan, dan proses kreatif yang tidak selalu terlihat mata.

Kantor saya memang berbeda dengan orang kebanyakan. Saya tidak memiliki gedung, meja, ataupun seragam kerja. Dunia saya berada di ruang digital, dunia yang tidak memerlukan tembok dan formalitas. Justru di sanalah saya menemukan kebebasan—kebebasan untuk berkreasi, mengatur waktu, sekaligus terus belajar. Bagi saya, ruang digital adalah kantor tanpa batas, tempat di mana ide-ide bisa tumbuh tanpa terikat ruang fisik.

Tentu saja, ada masa-masa sulit ketika pekerjaan tidak ada. Saat itulah ujian sebenarnya datang. Tidak selalu mudah untuk tetap yakin ketika penghasilan belum pasti, sementara kebutuhan hidup terus berjalan. Namun, saya justru merasakan kenikmatan tersendiri di momen itu—nikmat karena saya belajar percaya pada takdir Allah dan rezeki yang sudah disiapkan untuk hamba-Nya.

Di tengah semua tantangan, peran keluarga, khususnya istri, sangat besar. Ia selalu menguatkan saya di kala semangat mulai goyah. Dukungan dan keyakinannya membuat saya tetap bertahan dan tidak menyerah. Keyakinan itu meneguhkan langkah saya, bahwa setiap usaha yang dilakukan dengan niat baik pasti akan membuahkan hasil pada waktunya.

Hari ini, meskipun perjalanan ini masih panjang, saya merasa bersyukur telah memilih jalan ini. Menjadi wirausaha di bidang pemetaan desa, website, dan virtual tour memang tidak mudah, tetapi di sanalah saya menemukan jati diri. Bukan sekadar soal uang, melainkan tentang membangun karya yang bermanfaat, menikmati kebebasan, dan percaya bahwa rezeki selalu ada bagi mereka yang mau berusaha.

  1. September 4, 2025 - Reply

    Keren

  2. September 4, 2025 - Reply

    Masyaa Allah
    Barakallahu fiikum

    • September 4, 2025 - Reply

      @Awa

      terima kasih bro

Leave a Reply to Miswar Rasyid Cancel reply

Comment
Name
Email